Nasional, Jakarta - Sebelum meninggal, Kiai Haji Hasyim Muzadi memberikan pesan khusus kepada Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Penglima Komando Daerah Militer (Kodam) V Brawijaya. Pesan tersebut disampaikan saat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Machfud Arifin dan Pangdam V Mayor Jenderal Brawijaya I Made Sukadana saat membesuk di Rumah Sakit Lavalette Malang beberapa waktu lalu.

Baca: Kiai Hasyim di Mata Bupati Dedi: Peduli Kebangsaan dan Toleransi

Wakil Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan dalam pertemuan itu anggota dewan pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut berurai air mata. "Beliau menangis, menyampaikan Indonesia dalam kondisi darurat," kata Sutiaji, Kamis 16 Maret 2017.

Indonesia darurat, katanya, lantaran ada ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Kiai Hasyim, katanya, berpesan agar TNI, polisi, dan ulama agar bersatu. "Hubungi ulama sepuh, hanya doa yang bisa menyelesaikan masalah ini," kata Sutiaji.

Baca: Cerita Santri Khatam Quran untuk KH Hasyim Muzadi

Namun, Sutiaji enggan menyebutkan secara detail mengenai persoalan bangsa secara detail. Lantaran dia sudah berjanji tak akan menyampaikan kepada publik. "Tak mungkin ini saya sampaikan ke media," katanya.

Padahal, saat itu kondisi Kiai Haji Hasyim Muzadi masih sakit. Petugas medis juga melarangnya berpikir keras yang dikhawatirkan akan menganggu kesehatan. "Beliau tokoh besar, dalam kondisi sakitpun masih memikirkan bangsa," katanya.

Pesan Kiai Haji Hasyim Muzadi, katanya, terjawab saat ini ada pertemuan ulama untuk membahas masalah bangsa tersebut. Menurut Sutiaji, Kiai Hasyim memilih mundur dari anggota legislator dan mendirikan pesantren Al Hikam.

Baca: Para Kiai NU Akan Kumpul di Rembang, Prihatin Masalah Kebangsaan

"Itu atas saran Kiai Haji Anwar Nur," katanya.

 

EKO WIDIANTO